ANALISA DATA DAN PUBLIKASI HASIL PENGUKURAN STUNTING DI KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2022

Warta Insun Medal

Aef Sunarya – Jusyan Media

 

ANALISA DATA DAN PUBLIKASI HASIL PENGUKURAN STUNTING DI KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2022

Salah satu Intervensi penurunan Stunting terintegrasi yang dilaksanakan oleh Kabupaten Sumedang adalah Aksi ke 7 yaitu pengukuran dan publikasi stunting. Pengukuran dan publikasi angka stunting adalah upaya Kabupaten Sumedang untuk memperoleh data prevalensi stunting terkini pada skala layanan puskesmas, kecamatan, dan desa. Hasil pengukuran tinggi badan anak di bawah lima tahun serta publikasi angka stunting digunakan untuk memperkuat komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam gerakan bersama penurunan stunting.

“Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang sebagai penanggung jawab pengukuran dan publikasi stunting,melalui Bidang Kesehatan Masyarakat telah melakukan pengukuran status gizi terutama stunting pada balita. Kegiatan pengukuran panjang badan atau tinggi badan dilakukan dua kali dalam setahun yang dikoordinasikan oleh dinas kesehatan. Data pengukuran tinggi badan balita diinput dalam aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat ( e- PPGBM) yang di entry oleh petugas gizi dibantu tim entry puskesmas di Kabupaten Sumedang, apabila ada data yang bermasalah gizi di konfirmasi dan divalidasi oleh petugas puskesmas dan dinas kesehatan. Selain data status gizi balita juga diinput data riwayat tindakan terhadap balita yang bermasalah gizi, kemudian di analisa factor- faktor determinan penyebab masalah gizi untuk diintervensi sesuai penyebabnya”.ungkap Kepala bidang Kesehatan masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Nia Sukaeni, SP.MM

Sementara itu Sekretaris dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Uyu Wahyudin, SKM.MKM menuturkan bahwa, Grafik di Kabupaten Sumedang menunjukkan terjadi penurunan persentase balita stunting dari 9% pada tahun 2021 (dengan balita ditimbang D sebanyak 78449) menjadi 8,24% pada tahun 2022 (dengan balita ditimbang sebanyak 76343).

Sebanyak 19 Puskesmas mengalami penurunan persentase stunting ada pula 7 Puskesmas yang mengalami kenaikan persentase stunting. Kenaikan tertinggi terdapat48 desa dari 270 desa yang ada di Kabupaten Sumedang dan hanya 7 desa dengan kenaikan lebih dari 20% ambang batas atas WHO”.ungkapnya saat Rapat Publikasi Data Stunting Tingkat Kabupaten Sumedang Tahun 2022 di Sapphire City Park, Kamis, 29/9/2022.

Faktor Determinan Yang Memerlukan Perhatian Konvergensi program / intervensi upaya percepatan pencegahan stunting di Kabupaten Sumedang sudah berjalan dengan baik. Pemerintah sudah berupaya maksimal mendata semua balita agar mendapatkan data yang akurat sebagai bahan untuk intervensi. Dilihat dari hasil analisis indikator ,diantaranya Kepemilikan Jaminan Kesehatan yang masih rendah, Akses Air Bersih dan Jamban Sehat, Infeksi Kecacingan, Penyakit Penyerta, Kebiasaan Merokok dalam Keluarga, dan Riwayat Kehamilan

Dari permasalahan tersebut diatas sehingga dalam pencegahan dan penanganan stunting antara lain dengan pola Asuh, keterlibatan ayah, merokok dalam ruangan, imunisasi balita, kawasan kumuh, pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan selain itu juga perlu adanya dukungan dan konvergensi dari setiap OPD terkait, organisasi masyarakat, akademisi/institusi pendidikan dan masyarakat. Dalam penyusunan intervensi pencegahan dan penanganan stunting disesuaikan dengan permasalahan yang terjadi di masing-masing kecamatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *