Tahun buku 2022 Public Expose Pengelolaan Program dan Keuangan BPJS Kesehatan catatkan peningkatan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menggelar
Public Expose Pengelolaan Program dan Keuangan BPJS Kesehatan Tahun 2022, secara daring yang diikuti oleh Jusyan 92,7 Fm Sumedang dan Media seluruh Indonesia, Selasa, (18/7/2023).dengan tema keuangan sehat mutu layanan melaju pesat.

Dalam kesempatan tersebut Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengungkapkan, pendapatan iuran BPJS Kesehatan naik pada 2022 menjadi Rp 144,04 triliun, dari tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 143,32 triliun.
Terdiri dari iuran yang diperoleh dari peserta penerima bantuan iuran (PBI) sebesar Rp 59,9 triliun dan mayoritas berasal dari iuran non PBI sebesar Rp 80,3 triliun. Iuran PBI berasal dari APBN Rp 46 triliun dan APBD Rp 13,9 triliun.

Dari sisi jumlah peserta, ia menekankan, juga telah mengalami kenaikan. Pada 2022 total peserta BPJS Kesehatan mencapai 248,77 juta orang sedangkan pada 2021 sebanyak 235,71 juta. Jumlah pada 2022 setara 90,34% dari total penduduk Indonesia 275,36 juta

Sementara itu, untuk realisasi hingga 1 Juli 2023, ia mengatakan, sebetulnya juga telah mengalami peningkatan signifikan, yaitu mencapai 258,32 juta orang. Jumlah kepesertaan ini menurutnya hanya diperoleh dalam waktu 10 tahun, mengungguli Korea Selatan yang 12 tahun, bahkan Jerman yang 127 tahun.

“Jadi beda dengan negara-negara lain yang membutuhkan waktu puluhan tahun untuk mencapai capaian Universal Health Coverage (UHC). Apalagi dengan jumlah pegawai sekitar 9 ribuan,” tuturnya.

Peningkatan jumlah peserta JKN ini menurut Ghufron juga diiringi dengan pertumbuhan mitra fasilitas kesehatan. Pada 2022, kerja sama BPJS dengan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) 23.730 dan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) 2.963.

Jumlah kerja sama dengan FKTP ini naik dari catatan pada 2021 sebanyak 23.608 dan FKTRL 2.810. Menurut Ghufron, semakin banyaknya fasilitas kesehatan yang mau bekerja sama dengan BPJS seiring dengan kemampuan pembayaran BPJS yang cepat terhadap tagihan, sehingga kini tak lagi punya utang ke RS.

“Rata-rata pembayaran klaim itu tidak terlalu lama karena 12,3 hari kerja dan untuk RS 14,07 hari. Banyak orang enggak tahu kita enggak punya utang ke RS. Dulu banyak sekali sehingga pengaruhi pelayanan, sekarang enggak punya, kecil yang masih proses klaim tapi secara riil kita enggak punya utang,” tutur Ghufron.

Kalau ada yang merasa bisa lapor diklaim segera kami proses,” tegasnya.

Dari sisi beban jaminan pelayanan kesehatan, pada 2022 juga tercatat naik menjadi Rp 113,47 triliun dari catatan pada tahun lalu Rp 90,33 triliun. Terdiri dari beban layanan promotif preventif Rp 490 miliar, rawat jalan tingkat pertama Rp 14,95 triliun, rawat inap tingkat pertama Rp 1,08 triliun, rawat jalan tingkat lanjutan Rp 34,57 triliun, dan rawat inap tingkat lanjutan Rp 62,39 triliun.

Selain itu juga BPJS Kesehatan senantiasa berkomitmen untuk meningkatkan mutu layanan bagi peserta melalui inovasi berbasis digital. Inovasi berbasis digital juga telah dihadirkan untuk bisamemudahkan peserta mengakses informasi dan layanan kesehatan, dimulai dari PelayananAdministrasi melalui Whatsapp (PANDAWA), Chat Assistant JKN (CHIKA), Voice Interractive JKN(VIKA), Aplikasi Mobile JKN hingga BPJS Kesehatan Care Center 165.

Dari Kantor Cabang BPJS kesehatan Sumedang, Yusanti Mariyam melaporkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *