DESA CIBUNAR RAIH JUARA 1 INOVASI ANTAR DESA,TINGKAT KB.SUMEDANG

SUHAYA HIDAYAT/JUSAN MEDIA.

SUMEDANG,-Masyarakat Desa Cibunar Kecamatan Rancakalong boleh berbangga. Pasalnya,melalui “Cibunar Berseri”, desanya menjadi Juara I dalam Gelar Inovasi Kabupaten Sumedang Tahun 2021.

Lalu seperti apa inovasi Cibunar  Berseri itu?,Disampaikan Kepala Desa Cibunar Heni Susilawati mengatakan,program Cibunar Berseri merupakan program inovasi desa dalam bidang pertanian,perkebunan dan kerajinan rumahan di Desa Cibunar.

“Berseri sendiri bisa diartikan Bermartabat,Sehat,Religius dan Inovasi.Melalui inisiatif dan keterlibatan masyarakat,semua program tersebut bermuara pada kesejahteraan masyarakat,” ujar Heni di temui rumahnya di Dusun Garawangi RT 01 RW 06 Desa Cibunar, Minggu (16/1/2021).

Ditambahkan Heni,ia ingin mengubah kondisi di desanya dengan menjadi motor penggerak untuk masyarakat.

“Tujuannya untuk mengurangi angka kemiskinan,menekan jumlah angka pengangguran, mengurangi stunting, meningkatkan ekonomi masyarakat serta memperlancar roda pemerintahan,” ungkapnya.

Dikatakan, selaras dengan tema yang diangkat dalam gelar inovasi yakni “Kegiatan Pengolahan  Kopi menuju Ekonomi Produktif”, Pemerintah Desa Cibunar terlebih dahulu memprioritaskan pengelolaan kopi yang ada di Wilayah Desa Cibunar.

“Selain mengelola kopi yang ditanam dan dipanen oleh warga sehingga memiliki nilai tambah,”kami juga turut membantu pemasarannya serta menyediakan galeri khusus untuk para pengunjung,” katanya.

Untuk saat ini, lanjutnya, pesanan untuk Kopi jenis Arabika mengalami peningkatan dari daerah Desa Cibunar sendiri maupun dari luar daerah Kabupaten Sumedang.

“Yang dipesan itu berbeda-beda, mulai dari kopi mentahan sampai kopi yang sudah dikemas dengan aneka ragam rasa diantaranya Wine, Original, Natural, Full Wash dan yang saat ini banyak pesanan yaitu Kopi Lanang karena dipercaya dapat meningkatkan stamina pria,” ujarnya.

Dalam kegiatannya,penanaman kopi berikut proses produksinya turut memberdayakan Kelompok Wanita Tani (KWT) yang jumlahnya ada empat kelompok.

“Dalam kegiatannya KWT,selain memanfaatkan pekarangan untuk menanam tanaman yang setiap hari menjadi kebutuhan pokok, mereka juga  ikut berkebun dan mengolah kopi,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *