Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir saat menjadi narasumber pada acara Studium Generale (kuliah umum) Program Study Magister Management Universitas Islam Bandung UNISBA
Warta Insun Medal
Dra. Yusantie Mariyam – Jusyan Media
Sifat kepemimpinan yang dibutuhkan pada era disrupsi ialah pemimpin yang bisa melakukan perubahan dan adaptasi dengan cepat yang dikenal dengan kepemimpinan transformatif.
Demikian menurut Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir saat menjadi narasumber pada acara Studium Generale (kuliah umum) Program Study Magister Management Universitas Islam Bandung Unisba yang bertemakan “Transformational Leadhership, Sumedang Towards World Class Government” melalui zoom meeting, Sabtu (26/2).
“Kepemimpinan transformatif ini setidaknya harus bisa menginspirasi, mempengaruhi budaya kerja dengan paradigma-paradigma baru dan cara-cara baru,” terangnya di hadapan peserta kuliah umum.
Bupati menyampaikan, saat ini tata kelola pemerintahan ataupun perusahaan mengalami perubahan dengan cepat yang memaksa berubah dan melakukan adaptasi.
“Kita dituntut untuk melakukan perubahan dan adaptasi dengan cepat yang mengubah pola pikir kita, mengubah cara kerja kita dan mengubah praktik kita di pemerintahan maupun di perusahaan,” ungkapnya.
Menurut Bupati Dony, untuk menghadapi kondisi tersebut, kepemimpinan transformasional merupakan sebuah instrumen untuk mengatasinya.
“Karena gaya kepemimpinan seperti ini bisa mengidentifikasi perubahan yang akan dilakukan kemudian membuka jalan dengan menyusun visi untuk melakukan perubahan,” ujarnya.
Bupati menuturkan, inti dari kepemimpinan transformasional adalah setelah bisa mengidentifikasi dan menyusun visi selanjutnya ia mampu mengeksekusi berbagai rencana kegiatan yang telah ditetapkan.
“Pemimpin yang mampu melakukan perubahan adalah pemimpin yang mempunyai kemauan yang keras, berkomitmen dan paham akan masalah,” katanya.
Masih menurut Bupati, kepemimpinan transformatif setidaknya harus memiliki lima karakter kuat yakni pertama harus memiliki visi yang kuat (visioner), kedua mampu menginspirasi atau menjadi rolemodel, ketiga bisa beradaptasi dengan cepat, keempat memiliki pemikiran yang terbuka dan kelima pemimpin harus progresif.
“Di tengah-tengah masyarakat yang semakin terbuka, percaya diri dan selalu mencoba hal-hal baru, maka dibutuhkan pula sosok pemimpin visioner, menjadi panutan dan mampu menciptakan iklim kondusif serta agamis sebagai pondasi dalam melakukan setiap perubahan,” tuturnya.